Bulan ini juga, bulan perayaan hari ibu di tanah air.
Aku jadi teringat:
Tahun lalu nenek sakit keras. Sebenarnya dia sudah cukup lama menderita sakit tumor. Dokter pun sudah lepas tangan mengingat usia nenek 87 tahun.
Jadi kami hanya bisa berserah kepada Tuhan.
Tumor yang diderita nenek sangat menyiksanya. Kami tidak tahan melihat keadaan nenek. Kami hanya bisa berdoa kepada Tuhan.
Sebenarnya nenek sudah tidak mau hidup lagi karena tidak tahan dengan rasa sakit yang diderita.
Nenekku cukup aktif di gereja, ia disayangi jemaat.
Bahkan ia sudah siap untuk pulang ke Rumah Bapa.
Nenek juga sudah memperbaiki hubungan dengan sesama. Dia bahkan sudah melepaskan pengampuan kepada anak-anak cucunya.
Suatu hari, Tuhan mengingatkan aku untuk mengampuni nenek karena masih menyimpan rasa kecewa thd nenekku 11 tahun yang lalu. Sebenarnya, Aku lupa peristiwa 11 tahun lalu itu dan bahkan tidak mengingatnya lagi. Tapi ada satu hal yang kulupa: aku tidak mengampuni nenekku.
Saat Tuhan menegurku, hari itu aku mohon ampun pada Tuhan dan hari itu juga aku melepaskan pengampunan buat nenek dan membereskan segalanya.
Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu. Tepat di hari ibu, aku mengantar jenazah nenek ke pemakaman. Melihat wajah nenek seperti sedang tidur dan di wajahnya terpancar kedamaian membuatku tidak begitu sedih akan kepergian nenek. Karena aku yakin nenek berada di Rumah Bapa di Surga. ID

“Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”( Yohanes 20: 23)
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)