Friday, November 30, 2007

Masak

Hari ini aku pulang lebih awal dari kantor. Aku mau coba menu baru yaitu "opor". Ya, itu akan menjadi menu makan malamku. sudah semangat-semangat tapi aku gagal masak lagi….airnya kebanyakan..hiks hiks. Bumbunya gak ada lagi (hehehe…pakai bumbu opor ayam). Ya apa boleh buat…kagak ada mirip2 opornya deh. Iya nih…aku suka nyoba2 menu. Kadang berhasil dan kadang nggak. Kalau berhasil, aku bahagia banget (sampai cerita ke temen dan dia bosen dengarnya kali…hehehe)

Sejak di korea aku sering masak. Bayangkan selama 3,5 tahun kerja di Jakarta aku gak pernah masak. Ada pun itu cuma mie, telur, goreng nudget. Eh nggak ding…waktu masih mahasiswa juga masak selama 4 hari dalam setahun (puasa bokkk…puasa). Dikorea, aku suka masak selain karena makanan disitu mahal, rasanya juga takut rada aneh, terlebih lagi karena aku punya perlengkapan dapur yang lengkap. Setidaknya aku sudah terbiasa dengan goreng-menggoreng, rebus-merebus, dan kukus-mengukus.

Ya, Di korea ini kayaknya aku cuma latihan memasak selain meniti karier dan jalan2 gratis ^o^v.

Ternyata memasak itu asyik juga lho…..

Sunday, November 18, 2007

Smiling in Autumn

Genap sudah dua bulan bekerja di tempat baru. Baru dua bulan meninggalkan tanah air, sudah banyak yang berubah. Sejalan dengan perubahan musim, begitu juga kabar-kabar baru dari tanah air.


Menjalani musim gugur yang singkat dengan senyum, demikian juga aku tersenyum mendapat berita dari tanah air. Kesuksesan dalam investasi, berita kelahiran, migrasi, pasangan hidup, pekerjaan, dll. Semuanya karena doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dan dinantikan dengan kesabaran, iman, dan penuh pengharapan. Hal seperti ini membuatku tersenyum lebar. Aku tersenyum karena aku melihat iman dan percaya mereka kepada Yesus Kristus.


Disini, aku sudah melangkahkan kakiku. Berada dalam suasana yang benar-benar asing, dari budaya, bahasa, gaya hidup, iklim, dan bahkan perilaku orang-orang yang baru saja kukenal dalam dua bulan terakhir ini. Tidak semua dari hal-hal baru ini membuatku tersenyum. Tapi setelah ku hitung-hitung, hal ini hanya secuil saja. Dan tidak akan menghapus keceriaanku.



Sekali lagi, aku sudah melangkah kakiku. Dan aku juga tidak akan mundur. Aku akan tetap berjalan ke depan. Dan tetap percaya pada Tuhan Yesus. Amin


"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (I Kor 2 : 9)