Wednesday, August 29, 2007

Tasting The Real World


Ganjaran tertinggi untuk usaha seseorang bukanlah apa yang mereka dapatkan dari usahanya. Tapi dari perubahan diri mereka akibat usaha itu.


Kalimat ini aku cantumkan di halaman depan tugas akhirku. Ini kukutip dari buku chicken soup.

Membaca kalimat ini membuat aku teringat kembali proses yang kualami ketika mengerjakan tugas akhir. Tuhan selalu menemaniku dan menjadi Sahabat yang setia.
Dan bahkan ketika aku memasuki dunia kerja, Tuhan selalu setia menemaniku dan menjagaku ketika terjun ke dunia yang sebenarnya. Istilahnya ketika kita masuk ke dunia kerja, ada kata “Welcome to the real world”.
Tuhan menjawab doaku, ketika aku meminta padaNya. Aku ingin menjadi designer dan bekerja di KI. Tuhan juga mengabulkannya. Bahkan datang ke Jakarta, aku sama sekali tidak mengenal Jakarta. Ada saja pertolongan dari Tuhan. Semua berjalan dengan mudah dan mulus. Aku selalu memegang ayat Yesaya 41:10.
Waktu demi waktu berlalu. Aku menikmati perkerjaanku selama Masa probation sekitar 6 bulan. Motivasiku untuk bekerja begitu besar saat itu. Kemudian masalah pun datang. Aku mulai merasakan perlakuan diskriminasi. Atasanku suka memberi tugas dan tanggung jawab kepada orang-orang tertentu yang juga seangkatan denganku. Kesempatan hanya di berikan kepada orang-orang yang dia sukai. Dia tidak pernah memberiku kesempatan. Bagaimana aku bisa berkembang? Apa salahku? Semua tugas kuselesaikan tepat pada waktunya dan sesuai target. Tapi kenapa harus orang itu yang dia beri?? Akhirnya aku pun sadar bahwa atasanku berlaku tidak adil, dan puncak kesedihanku/kekecewaanku adalah pada saat dia memindahkan aku ke group technical administration. Disini aku menjadi lebih sibuk, lebih capek karena harus berhadapan dengan senior yg rumit dan pekerjaan routine yang sangat tidak kusukai. Dan aku menjadi lebih sering ke lapangan/pabrik. Mungkin karena salah satu alasannya karena aku perempuan, jadi meminta tolong sesuatu sangat mudah. Saat itu aku sangat kecewa karena aku merasa aku sudah kehilangan cita-citaku. Aku depresi dan cukup sering berdebat dengan seniorku. Motivasiku untuk bekerjapun sudah gak ada lagi. Aku Cuma mengerjakan apa yg diberikan padaku dan selesai pada waktunya. Tapi aku sangat tidak menikmatinya. Walaupun aku mempunyai banyak teman di Komatsu tapi jauh dilubuk hatiku aku selalu menangis. Memang waktu itu saat teduh sudah tidak lancer lagi dan aku pun mulai menjauh dari Tuhan. Aku cukup sering pindah gereja. Aku tidak mengalami pertumbuhan rohani. Sampai akhir tahun 2005, aku memotong rambutku. Saat itu aku berkata tahun 2006 tidak boleh seperti tahun 2005.
Awal tahun 2006, atasanku memberi janji-janji supaya aku tetap betah di KI. Waktu itu aku cukup percaya dengannya. Tetapi aku selalu kecapekan menghadapi seniorku yg begitu rumit. Kesempatan-kesempatan selalu diberikan pada anak2 kesayangan Atasanku. Aku cuma bisa mengerut dada. Saat aku tahu atasanku tidak menghargai jerih payahku, aku sangat kecewa. Tiap hari aku menangis dan depresi. Aku tidak bisa menerima semua perlakuan tidak adil.
Sampai aku menghadiri KKR oleh Rev. Benny Hin, disitu Tuhan memulihkanku. Aku sangat merasakan jamahanNya. Saat itu aku bisa menerima apa yang terjadi. Aku menyerahkan segalanya pada Tuhan. Saat itu aku merasa bebas dan penyakit depresiku sudah hilang. Aku tidak mudah marah lagi dan tidak berdebat lagi dengan senior. Aku pun dipercayakan tugas untuk mengatur proses modifikasi pada salah satu model excavator. Aku cukup sibuk saat itu, dan harus bolak-balik ke pabrik. Aku pun jarang minum air dan selalu telat makan. Saat itu, aku mendapat rekomendasi dari pembimbingku dari perusahaan tempat aku kerja praktek. Aku diminta untuk datang ke Medan bertemu dengan Direktur technic di perusahaan minyak sawit. Saat itu aku mengatur rencana bahwa setelah proyek aku akan ke Medan. Tetapi saat aku menyelesaikan proyekku dan saat itu juga aku di bawa dengan ambulance ke rumah sakit. Aku menderita radang usus buntu dan harus dioperasi. Saat itu Tuhan menyadarkan aku bahwa aku tidak sendirian. Saat itu aku sadar betapa teman2ku memperhatikanku. Sebelumnya aku memang merasa kesepian. Sejak saat itu aku membatalkan niatku untuk ke Medan karena proses pemulihan setelah operasi cukup lama dan aku merasa utang budi dengan KI. Sejalan dengan waktu, aku pun bergabung dengan temen2 Cool. Disini aku mengalami pertumbuhan rohani. Hatiku menjadi lembut. Aku masih bekerja dan menyelesaikan tugasku tepat waktunya. Atasanku masih belum berubah. Aku sudah mengenal karakternya. Walau bagaimanapun waktu itu aku mau tetap bersyukur pada Tuhan (Habakuk 3:17-18). Masuk tahun 2007, Atasanku diangkat dan menjadi quality assurance manager dan aku pun dipindahkan ke bagian quality assurance. Aku menyetujuinya, dan aku akan mencoba untuk menyesuaikan diri di quality. Aku senang bisa berinteraksi dengan customer-customer dan ini membuat englishku improved. Tapi sejalan dengan waktu, atasanku masih saja mempercayakan segalanya dengan orang2 kesayangannya. Aku mulai terganggu, kapan aku bisa naik golongan? Aku mulai tidak enjoy di Quality. Rasanya seperti makan gaji buta dan aku sangat jenuh bekerja di KI. Motivasiku u/ bekerja sangat minim walau aku selalu menyelesaikan tugasku tepat pada waktunya, aku tidak pernah menikmatinya. Aku selalu bertanya “Tuhan kapan Kamu menjawab doaku?”. Seperti yang pernah kuceritakan, saat ko Richie meminta aku untuk pelayanan. “Tuhan mengingatkanku “kamu memintaKu untuk mengabulkan doamu, tetapi kamu tidak menepati janjimu.” Saat itu pun aku pelayanan di ibadah raya di gereja sebagai usher dan kolektan ibadah raya. Masih dalam pergumulan, dan suntuknya bekerja. Tuhan mengingatkanku ayat Matius 6: 33-34, Roma 14:17. dari ayat ini Tuhan mengajarku untuk mendoakan musuh-musuhku. Aku memang sudah mengampuni atasan dan seniorku tapi aku tidak pernah memberkati mereka. Dan aku pun memberkati mereka setiap aku berdoa dan aku yakin berkat mereka akan pindah ke aku. Dari bulan April aku sudah mulai mengirim lamaran ke bebrapa perusahaan terutama perusahaan yang bergerak di bidang oil dan gas. Puji Tuhan! Tuhan menjawab doaku. Dan segalanya berjalan dengan begitu mudahnya. Memang ada konsekuensi yg harus kualami yaitu aku harus mengalami perubahan lingkungan yang begitu besar, semua serba baru dan aku harus meninggalkan kalian semua. Aku berat meninggalkan teman-temanku. Tapi aku harus melakukannya karena kesempatan tidak datang dua kali. Aku sudah berdoa dan minta peneguhan Tuhan berkali2. dan saat aku merasa takut untuk berangkat ke Korea, Aku selalu menerima ayat peneguhan dan ada juga mimpi. Sampai sekarang pun aku masih memegang ayat Yesaya 41:10.
Waktu aku masih SMU aku senang melihat kelangit memandang bintang-bintang dan mulai menyusun cita-citaku..Saat di Serawak May lalu, aku bisa melihat bintang2 itu lagi tetapi aku menundukkan kepalaku. Aku berusaha melupakan cita-cita dan impianku. Saat aku ke toko buku, hati dan tanganku gemetaran memegang buku-buku tentang motivasi dan karir, dan aku tidak berani membacanya. Aku menutup mataku sepertinya aku hopeless. Tapi kemarin aku ke toko buku, dan Puji Tuhan aku tidak gemetaran lagi memegang buku-buku itu dan malah aku membacanya.
Yang ingin saya sampaikan disni adalah: Bersyukurlah dalam segala hal dan tetap berdoa.
Apa yg tak pernah dilihat dan apa yg tak pernah didengar, semua disediakannya bagi mereka semua yang mengasihi dia.Percayalah pada Tuhan.


Pesan saya:
1. Berserah pada Tuhan.
2. mengucap syukur dalam segala hal dan tetap berdoa.
3. Bergantung sepenuhnya pada Tuhan
4. Kasihilah Musuhmu
5. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya
6. Jangan pernah berhenti berharap.

No comments:

Post a Comment